Pendahuluan
Apakah yang dimaksud dengan teori ? Teori adalah suatu pernyataan, pendapat atau pandangan tentang hakekat (the nature) atau ciri dan keadaan dari suatu kenyataan atau suatu fakta. Kebenaran pernyataan tersebut telah diuji melalui metode dan prosedur tertentu.
Konsep kebudayaan sebagai salah satu konstruksi teoritis utama dalam penelitian sosial. Mulai dari definisi kebudayaan yang “klasik” seperti yang berasal dari Tylor, yang melihat kebudayaan sebagai “suatu kesatuan kompleks yang terdiri dari pengetahuan, kepercayaan, hukum, moralitas dan adat istiadat,” hingga pendekatan interpretatif Clifford Geertz yang mencoba mempertajam pengertian kebudayaan sebagai “pola-pola arti yang terwujud sebagai simbol-simbol yang diwariskan secara historis . . . . dengan bantuan mana manusia mengkomunikasikan, melestarikan dan mengembangkan pengetahuan dan sikap terhadap hidup” (1973: 89), teori-teori kebudayaan telah memberi berbagai sumbangsih bagi pemahaman kehidupan sosial.
Berdasarkan cakupannya (scope), teori-teori ini dapat dibagi menjadi tiga: yaitu, (1) teori-teori besar (grand theories), (2) teori-teori menengah (middle range theories), dan teori-teori kecil (small theories).

1.      Grand theories adalah data yang kita analisis berasal dari banyak masyarakat dan kebudayaan, dan teori yang kita kemukakan dapat menjelaskan gejala-gejala sosial-budaya tertentu di semua masyarakat atau kebudayaan yang berlaku umum, “universal”, melampaui batas-batas ruang dan waktu sehingga teori-teori semacam ini biasanya sangat abstrak. Teori-teori besar dalam ilmu sosial-budaya umumnya merupakan teori-teori mengenai “hakekat” dari kenyataan atau suatu gejala sosial-budaya tertentu, seperti misalnya teori tentang “masyarakat” dari Emile Durkheim, teori tentang “tindakan sosial” dari Talcott Parsons, teori kebudayaan dari E.B.Tylor, teori ke-pribadian dari Sigmund Freud, teori “masyarakat” dari Max Weber, teori tentang “mitos” dari Lévi-Strauss, dan sebagainya
2.      Middle range theories diangap dapat menjelaskan gejala-gejala sosial-budaya pada sejumlah masyarakat yang relatif sejenis. Teori-teori ini lebih sempit cakupannya daripada teori-teori yang besar, namun di lain pihak juga terasa lebih kongkrit. Misal: teori kebudayaan petani, teori jaringan sosial.
3.  Small theories lebih sempit lagi cakupannya, namun juga paling jelas keterkaitannya dengan realitas empiris. Teori yang kita sodorkan hanya berlaku untuk gejala-gejala yang kita teliti saja, yang terjadi hanya dalam masyarakat dan kebudayaan yang kita teliti
Perbedaan antara teori-teori yang besar dan yang menengah atau kecil di sini umumnya adalah pada cakupan dari teori-teori tersebut, dan ini biasanya terlihat dari banyak sedikitnya data empiris yang digunakan untuk mendukung atau menguatkan teori yang dikemukakan.
Setiap penelitian yang dilakukan dengan baik dan benar --dalam arti menggunakan konsep-konsep yang jelas, metode yang tepat, analisis yang tepat-- pada dasarnya pasti akan menghasilkan suatu kesimpulan tertentu mengenai suatu kenyataan empiris lewat proses berfikir induktif dan deduktif (Toetik Koesbardiati & Tri Joko Sri Haryono, 2007). Sebuah tesis master yang dihasilkan dari sebuah penelitian yang dikerjakan secara baik dan benar juga akan dapat menghasilkan teori tertentu. Hanya mungkin di sini cakupan teori tersebut relatif kecil dibandingkan dengan cakupan dari teori yang ada dalam sebuah disertasi. Setiap penelitian yang baik pada dasarnya pasti akan dapat menghasilkan sebuah teori baru atau menguatkan teori tertentu yang sudah ada atau menumbangkan dasar teori lama.


Fungsi teori
  1. Menyimpulkan generalisasi dari fakta-fakta hasil penelitian
  2. Memberikan kerangka orientasi untuk analisa dan klasifikasi dari fakta-fakta yang dikumpulkan dalam penelitian
  3. Memberi ramalan terhadap gejala-gejala baru yang akan terjadi
  4. Mengisi kekosongan dalam ilmu pengetahuan tentang gejala yang telah atau sedang terjadi

 Unsur-unsur pokok teori:
  1. Asumsi-asumsi dasar
  2. Model-model
  3. Konsep-konsep
  4. Metode-metode penelitian
  5. Metode-metode analisis
  6. Hasil-hasil analisis
  7. Masalah-masalah yang ingin dijawab atau diselesaikan


Referensi
Geertz, Clifford. 1973. The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.
Toetik Koesbardiati & Tri Joko Sri Haryono. 2007. Teori-Teori Kebudayaan