Aliran Evolusi
Terdapat empat aliran mengenai evolusi yaitu :

1. Evolusi Unilinear

Aliran ini mengemukakan bahwa kebudayaan akan berkembang melalui tahap-tahap tertentu, bermula dari yang sederhana, kemudian bentuk yang kompleks, dan akhirnya pada bentuk sempurna. Perkembangan ini dilalui dan seharusnya dilalui oleh semua kebudayaan di dunia. Dengan demikian, evolusi kebudayaan ini seolah-olah melewati satu garis evolusi yang sama, maka proses evolusi ini disebut dengan istilah unilinier (Uni berarti satu linier berarti garis). Contohnya evolusi hukum menurut Herbert Spencer, yaitu (1) Hukum keramat; (2) Hukum sekuler; (3) Hukum kerajaan; dan (4) Hukum berdasarkan azas saling membutuhkan.

2. Evolusi Universal

Teori ini menyatakan bahwa evolusi kebudayaan yang merupakan kebudayaan umat manusia sebagai totalitas atau universal. Penganut aliran evolusi ini berfokus pada kebudayaan material dan berpendapat bahwa kebudayaan umat manusia sebagai satu kesatuan (culture as a whole) berkembang maju.

Menurut Lislie A. White (1949), setiap kebudayaan pada dasarnya adalah sebuah sostem thermodinamis, yaitu sistem yang melakukan transformasi energi. Dengan energi sebagai tolok ukur, maka tingkat evolusi kebudayaan dapat ditentukan secara kuantitatif. Ukuran ini juga bersifat universal, sehingga dapat dikatakan obyektif. Dengan kriteria energi White kemudian White melontarkan sebuah hukum evolusi kebudayaan, yaitu C = E x T. C adalah Culture, E adalah Energy dan T adalah Technology. Artinya, evolusi kebudayaan merupakan perubahan sebuah sistem yang melakukan transformasi energi dengan bantuan teknologi (1949: 368). Karena White berbicara tentang kebudayaan dalam arti umum dan kriteria yang digunakannya dapat digunakannya dapat digunakan secara universal.

3. Evolusi Multilinear

Teori ini lebih menekankan pada evolusi aneka warna kebudayaan-kebudayaan khusus yang berlangsung sendiri-sendiri, tetapi ada unsur-unsur persamaan tertentu dalam proses evolusi yang berwarna itu. Proses evolusi yang berbeda-beda dan adanya unsur-unsur yang sama itu disebabkan karena kondisi tertentu yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan.

Great Basin Indians
Menurut Julian J. Steward, berdasarkan hasil penelitiannya di satu suku bangsa Indian di Amerika Serikat, Indian Shoshone di kawasan Great basin (1937). Ternyata kebudayaan Indian ini tidak mengalami evolusi, karena telah sesuai (adaptif) dengan lingkungan alamnya. Oleh karena itu, Steward berpendapat bahwa evolusi kebudayaan mempunyai cultural core, yang terdiri dari teknologi dan organisasi kerja. Cultural core atau inti budaya inilah yang menentukan corak adaptasi kebudayaan terhadap lingkungannya (1955). Dengan kata lain, interaksi antara inti kebudayaan dan lingkunganlah yang menentukan arah evolusi dan corak suatu kebudayaan.

4. Evolusi Diferensial

Aliran ini mengemukakan bahwa bahwa semua masyarakat dan juga semua unsur-unsur kebudayaan yang ada pada masyarakat itu mempunyai perkembangan sendiri-sendiri dan akan mencapai suatu tingkat yang berbeda-beda pula sehingga akan dapat dijumpai perbedaan yang mencolok antar masyarakat.

Tari Perang dari Flores
Misalnya pada masyarakat Jawa, unsur kebudayaan kesenian mempunyai perkembangan yang berbeda dengan sistem organisasi sosialnya dan masing-masing unsur budaya tersebut mempunyai perkembangan sendiri-sendiri dan apabila dibandingkan dengan masyarakat Flores maka unsur kebudayaan tersebut telah berkembang dengan cara yang berbeda pula serta mempunyai tingkat perkembangan yang berbeda.