Kreta Kuno
Masyarakat Yunani kuno memiliki sejumlah legenda mengenai Kreta. Yang paling terkenal menceritakan raja Kreta bernama Minos mengenai hewan peliharaanya Minotaur (manusia berkepala kerbau) yang ditempakan di labirin pulau itu. Arsitek bangunan labirin ini, Daedallus. Setelah mengalahkan Athena dalam perang, Raja Minos memutuskan bahwa setiap tujuh tahun, tujuh anak laki-laki dan tujuh perempuan Athena akan dikirim ke labirin untuk dikorbankan untuk dimakan Minotaur. Pada putaran ketiga siklus pengorbanan ini, Theseus (Raja masa depan Athena) mengajukan diri untuk pergi ke Kreta dan membunuh Minotaur. Theseus dibantu oleh Ariadne (putri Raja Minos), yang memberinya bola benang (sebagai pedoman) untuk menemukan jalan keluar dari labirin. Ariadne juga memberikan pedang, dan petunjuknya adalah untuk selalu berjalan maju, turun, dan tidak pernah ke arah kiri atau kanan. Ketika, Theseus berjalan ke pusat labirin, dia tersandung batu dan membangkitkan Minotaur dari tidurnya, dan mulailah pertempuran berdarah. Di mana ia akhirnya menang dengan menggorok tenggorokan binatang itu. Ada beragam legenda tentang Raja Minos, dan masyarakat Yunani kuno memutuskan bahwa mereka semua tidak bisa menunjuk pada orang yang sama, sehingga mereka berasumsi bahwa ada banyak raja bernama Minos yang telah memerintah Kreta.

Lukisan dinding "Lompat Banteng", ditemukan di situs Knossus, menunjukkan bahwa terdapat suatu olah raga atau ritual keagamaan melompati seekor banteng, figur manusia berkulit gelap adalah lelaki, sedangkan yang berkulit terang adalah perempuan.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_Minoa)
Selain mitos-mitos kuno ini, bagaimanapun peradaban Minoa telah lama dilupakan, sampai arkeolog Inggris Sir Arthur Evans menemukan kembali pada dekade pertama abad kedua puluh. Evans menemukan reruntuhan istana Knossos setelah ia membeli reruntuhan dan menyewa sebuah tim untuk menggali. Evans pada awalnya percaya bahwa ini adalah istana mitologis raja Minos, tetapi pada kenyataannya terdapat struktur yang kompleks terdiri dari pusat-pusat pemerintahan, kuil, kamar kerja, dan fasilitas penyimpanan.

Vas dengan motif gurita yang khas, 1500 SM
(http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_Minoa)
Masyarakat Pulau Kreta nampaknya meniru cara-cara yang dipakai orang-orang Mesir. Mereka menghasilkan karya-karya yang mengagumkan. Karya-karya tersebut berupa tembikar/porselin/gerabah untuk menyimpan minyak zaitun. Seni lukis fresko (lukisan cat air) berupa raja, pahlawan perang pada dinding istana Knossus. Seni pahat pada gading atau media lain dan seni kerajinan logam. Karya seni ini juga menghasilkan peralatan rumah tangga, misalnya alat pertukangan, sepatu, pengecoran logam, dll. Mereka juga membuat patung-patung kecil yang indah sekali dengan bentuknya seperti Dewi Ular yang dadanya telanjang yang nampaknya merupakan salah satu obyek untuk pemujaan.

"Dewi Ular" atau pendeta wanita tengah melakukan ritual.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_Minoa)
Peradaban Kreta yang kaya dan mewah itu akhirnya pada abad ke-14 SM, dihancurkan oleh suku-suku bangsa barbar yang berasal dari Eropa bagian tengah dan timur. Suku-suku ini dikenal dengan bangsa Hellena yang kelak membentuk bangsa Yunani. Para penyerbu ini telah menggunakan senjata-senjata dari besi.


Benih-benih peradaban Yunani berasal dari Kreta ini. Pada masa-masa akhirnya, kebudayaan Minoa meluas ke pulau-pulau Laut Aegea. Kebudayaan yang menyebar ini dikenal pula dengan sebutan “Mysenean” yaitu menurut nama tempat di daratan Yunani Mysene. Lalu, karena letak Kreta tidak saja dekat dengan Yunani tetapi juga Mesir, maka peradaban Kreta ini menjadi suatu mata rantai penghubung antara Mesir kuno dan Yunani klasik.

Lambang yang tidak diketahui maknanya pada Cakram Phaistos
(http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_Minoa)
Bangsa Kreta mengenal tulisan tetapi sampai sekarang belum berhasil dibaca. Hanya dari peninggalan puing-puing bangunan dan benda-benda lain, kita mendapat gambaran umum tentang kehidupan orang-orang Kreta. Dari penggalian arkeologi istana di Knossus, tampak  bahwa interior istana tersebut dihias indah, yang menunjukkan cita rasa seni yang tinggi dan halus dari para pembuatnya. Rumah-rumah mempunyai beberapa tingkat, ruangan yang luas, lantai-lantai yang berubin serta suatu sistem pengeringan yang menakjubkan. Kehidupan menjadi mewah dengan berkembangnya seni hias emas dan perak, serta cita rasa seni tampak pada dekorasi fresko pada interior, mebel, keramik dan benda-benda lain yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa Kreta menggemari olah raga atletik seperti lomba lari, tinju dan tari. Tampaknya wanita mendapat perlakuan yang sama dengan pria. Agama mereka berupa pemujaan kepada seorang dewi kesuburan yang dipuja sebagai sumber kebaikan dan kejahatan.

Teori Runtuhnya Peradaban Kreta[4]
Letusan gunung berapi di pulau Thera (kini Santorini terletak sekitar 100 km dari Kreta) terjadi pada periode Minoa Akhir. Letusan ini merupakan salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah peradaban manusia, melontarkan sekitar 60 km3 material dan terukur skala 6 pada Volcanic Explosivity Index. Letusan ini meluluh-lantakkan permukiman Minoa didekatnya di Akrotiri di pulau Santorini, yang terkubur batu apung. Diduga letusan hebat yang berdampak kepada runtuhnya peradaban Minoa ini merupakan dasar peristiwa yang mengilhami mitos Atlantis, legenda yang sampai ke Yunani melalui perantara catatan Mesir.

Lebih lanjut dipercaya bahwa letusan ini berdampak parah bagi kebudayaan Minoa, meskipun sejauh mana dampaknya masih diperdebatkan. Teori mengajukan bahwa guguran hujan abu dari Thera telah mematikan tanaman di separuh sebelah timur pulau Kreta, menyebabkan bencana kelaparan yang menimpa penduduk setempat. Akan tetapi setelah penelitian lebih lanjut, teori kurang dapat dipercaya karena lapisan endapan debu vulkanik di Kreta tidak lebih dari 5 mm(0.20 in). Penelitian mutakhir menunjukan, berdasarkan bukti arkeologi di Kreta, bahwa tsunami besar yang ditimbulkan oleh letusan gunung Thera, menyapu kawasan pesisir Kreta dan menghancurkan permukiman di tepi pantai. 

Temuan Minoa yang signifikan di atas lapisan abu vulkanik Thera, menunjukkan bahwa letusan Thera tidak serta merta meruntuhkan peradaban Minoa. Karena bangsa Minoa adalah bangsa pelaut yang bergantung pada armada kapal dagangnya, letusan Thera menyebabkan kesulitan bagi Minoa. Apakah dampak ini cukup untuk memicu keruntuhan peradaban ini, masih tetap diperdebatkan. Penaklukan bangsa Mikenai atas bangsa Minoa terjadi pada kurun Minoa Akhir II. Bangsa Mikena adalah peradaban berlandaskan militer. Tak lama setelah letusan gunung berapi, arkeolog menduga bahwa letusan ini menimbulkan krisis atas peradaban Minoa yang memungkinkan bangsa Mikenai menaklukkan mereka dengan mudah.

Sinclair Hood menulis bahwa kehancuran minoa sangat mungkin akibat serbuan bangsa asing dari luar. Meskipun perkembangan peradaban ini terhenti akibat bencana alam letusan gunung berapi Thera, pukulan paling berat datang dari penakluk asing. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa kerusakan situs si pulau ini paling banyak karena kebakaran. Hood mencatat bahwa istana Knossos paling utuh tersisa dan paling sedikit kerusakannya dibandingkan situs lain di pulau Kreta. Karena bencana alam tidak memilih-milih sasaran, maka sangat mungkin kehancuran peradaban Minoa adalah akibat serbuan pihak asing, karena penakluk asing ini kemungkinan menggunakan istana Knossos. Sekitar 1420 SM, pulau Thera ditaklukkan oleh Mycenaean. Setelah ini, sebagian besar kota Crete dan kerajaannya mengalami kemunduran. Tapi Knossos tetap berlanjut hingga 1200 SM. Ada bukti bahwa perdagangan runtuh, dan penduduk kota-kota di peradaban kuno Minoan mati karena kelaparan. Pasokan gandum Minoans menipis yang diyakini berasal dari peternakan di tepi Laut Hitam. Banyak sejarawan percaya bahwa pusat perdagangan kuno saat itu berada dalam masa kritis dari perdagangan yang tidak ekonomis, makanan dan kebutuhan pokok yang bernilai tinggi dan dan dianggap barang mewah. Salah satu teori runtuhnya peradaban kuno Minoan menyatakan adanya peningkatan penggunaan alat-alat besi oleh pedagang Minoan.

Beberapa penulis lain menyebutkan bahwa peradaban Minoa telah berkembang melebihi batas daya dukung lingkungannya. Misalnya bukti arkeologi di Knossos menunjukkan telah terjadinya penebangan dan kerusakan ekosistem hutan.


Daftar Pustaka:
Djaja, Wahjudi. 2012. Sejarah Eropa (Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern). Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Noname. Tanpa tahun. The Rise and Fall of
Civilization. http://faculty.citadel.edu/frank.karpiel/class04riseandfall.pdf, diakses 22 Februari 2014.
Mackanzie, D. A., 1917. Myths Of Crete & Pre-Hellenic Europe. London: The Gresham Publishing Company Limited
Sumobroto, Sugihardjo., & Budiawan. 1989. Sejarah Peradaban Barat Klasik dari Prasejarah hingga Runtuhnya Romawi. Yogyakarta: Liberty.



[1] http://www.youtube.com/watch?v=Jz3d5x-MUT4Ancient Minoan Civilization, diakses 18 Februari 2014.
[2] Labyrinth (labirin) berasal dari kata labrys yang berarti mudah tersesat.
[3] Epos Yunani dalam bentuk puisi yang menceritakan tentang kemarahan pahlawan yang bernama Achilles selama pengepungan kota Troya dalam Perang Troya.
[4] http://id.wikipedia.org/wiki/Peradaban_Minoa, diakses 18 Februari 2014.