Wujud Kebudayaan
Ahli
sosiologi Talcott Parsons dan ahli antropologi A.L. Kroeber pernah menganjurkan
untuk membedakan antara wujud kebudayaan sebagai suatu sistem dari gagasan
serta konsep-konsep, dan wujudnya sebagai rangkaian tindakan serta aktivitas
manusia yang berpula. Oleh karena itu, J.J. Honigmann dalam The World of Man (1959: 11-12)
membedakan adanya tiga gejala kebudayaan, yaitu (1) ideas[1],
(2) activities[2],
dan (3) artifacts[3].
Sedangkan, Koentjaraningrat menguraikan tentang wujud kebudayaan menjadi tiga
macam, yaitu:
- Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya;
- Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat;
- Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud pertama
adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau difoto.
Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak
tersimpan dalam arsip, koleksi micro film, hardisk
komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak yang hidup
dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan itu tidak
terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu sistem,
disebut sistem budaya atau cultural
system atau adat istiadat.
Wujud kedua
adalah yang disebut sistem sosial atau social
system, yaitu mengenai tindakan bberpola manusia itu sendiri. Sistem sosial
ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan
lainnya dari waktu-ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem sosial
ini bersifat konkrit sehingga bisa di observasi, difoto dan didokumentasikan.
Wujud
ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya
manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa
diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut diatas dalam
kehiduan masyatakat tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Kebudayaan
ideal dan adat istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan manusia baik gagasan,
tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik.
Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan alamnya sehingga bisa
mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya (Koentjaraningrat, 2002: 186-188).
[1] Ideas atau gagasan yaitu wujud
kebudayaan yang berupa gagasan, ide, nilai, norma, peraturan, dan lain
sebagainya. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba, disentuh dan bukan barang
yang nyata. Jika gagasan ini dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan
tersebut berada dalam karangan-karangan atau tulisan-tulisan. Misalnya: kitab
kuno, prasati dan lain sebagainya.
[2] Activities atau aktivitas yaitu tindakan
atau aktivitas manusia yang berasal dari pemikiran kebudayaan. Wujud kedua ini
sering disebut dengan sistem sosial, terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia
yang sering berinteraksi. Sifatnya nyata, terjadi di sekeliling kita
sehari-hari, dapat diamati dan didokumentasikan. Misalnya: sistem adat, sitem
kemasyarakatan dan lain sebagainya.
[3] Artifacts atau artefak yaitu wujud fisik
berupa hasil aktivitas atau karya manusia dalam masyarakat yang berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, didokumentasikan serta
sifatnya wujud konkret. Misalnya: Patung, bangunan dan lain sebagainya.
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.